Konsep Hydromodelling
Apakah yang dimaksud hidromodelling? Hidromodelling berasal dari 2 kata, yaitu hidro dan modeling. Hidro berarti air sedangkan modeling dapat diartikan sebagai model. Jadi, hidromodelling adalah model konkrit sebuah benda yang dimana media operasinya berupa air. Hasil produk yang menggunakan konsep hidromodelling tentu saja model atau miniatur alat transportasi air yaitu kapal. Dan, miniatur kapal tersebut terdiri dari berbagai jenis seperti halnya pembagian jenis kapal aslinya contohnya kapal penumpang (passenger ship), kapal tangki (tanker ship), kapal peti kemas (container ship), kapal curah (bulk carrier), bahkan kapal perang (warship) sekalipun.
Dalam membuat miniatur kapal R-C memerlukan keahlian dalam mendesain suatu model kapal sehingga diperlukan keahlian khusus di bidang hidromodeling seperti model kapal yang simetris, detail konstruksi, detail peralatan model kapal, sehingga didapatkan model kapal yang tidak hanya bagus dari segi Naval Architecture and Shipbuilding Engineering (Ilmu yang mempelajari rekayasa bangunan kapal) saja tetapi juga punya karakteristik ditinjau dari aspek seni. Dari segi Naval Architecture and Shipbuilding Engineering parameternya diantaranya meneliti bangunan gerakan kapal pada air tenang dan bergelombang. Selain itu, visualisasi kapal pada akhir pembangunan.
Sedangkan dari segi karakteristik seni parameternya adalah seberapa menariknya miniatur kapal tersebut. Dan tipe kapal satu dengan kapal yang lainnya tentu saja mempunyai perbedaan karakteristik seni. Dalam pembahasan ini akan dijelaskan miniatur kapal namun belum lengkap dengan penjelasan pemasangan mesin penggerak (main engine) dan atau mesin pendukungnya (auxiliary engine) bersama remote control yang dapat dioperasikan dengan jarak jauh, dimana penjelasan tersebut akan mengenalkan perkembangan teknologi kapal yang terbaru saat ini akan diterapkan pada konsep pembuatan miniatur kapal R-C sebagai pengantar informasi perkembangan teknologi maritim di dunia yang terus berkembang secara dinamis seperti Thruster, Azipod, Ductile Stern dan lain sebagainya. Penjelasan pemasangan mesin, auxiliary engine akan dibahas lain kali.
Bahan baku pembuatan miniatur kapal sebagai salah satu bidang hydromodelling
Keterkaitan bahan baku tersebut kami kelompakkan menjadi :
a.Bahan baku utama.
Bahan baku utama merupakan bahan bahan baku yang harus terpenuhi untuk menjadi dasar dari pembuatan kapal miniature R-C ini. Dasar dari pembuatan kapal ini yang dikelompokkan dalam bahan baku utama adalah bahan baku penunjang gerakan kapal seperti main engine, PCB beserta remote control, baterai dan sejenisnya. Bahan baku utama ini didapat di toko elektronik pusat di kota-kota besar atau berkoneksi langsung dengan penyedia bahan utama ini pada Negara tetangga yang sudah terjamin mutunya.
b.Bahan baku jadi
Bahan baku jadi merupakan bahan baku yang benar-benar siap pakai untuk menunjang kelengkapan produk ini, bahan baku jadi dapat dikatakan sebagai bahan baku produk dari perusahaan lain seperti mobil mainan kecil sebagai pelengkap hiasan kapal, lampu led sebagai lampu navigasi, kabel, pelampung karet, rantai jangkar dan sebagainya. Perolehan bahan Baku ini bisa didapat di toko elektronik, toko buku, toko mainan, toko assesoris dan sebagainya.
c.Bahan baku setengah jadi
Dari sekian banyak bahan baku yang akan digunakan untuk memproduksi miniature kapal R-C ini, terdapat juga bahan baku setengah jadi yang merupakan bahan baku belum disempurnakan. Bahan baku ini perlu diolah kembali dalam proses assembly dan subassembly dalam pembuatan kapal R-C ini. Bahan baku setengah jadi ini dapat diklasifikasikan sebagai pelengkap bahan baku jadi dan pelengkap bahan baku mentah. Contohnya seperti perekat khusus pada seng, pengelolaan timah, pelat yang perlu disempurnakan bentuknya dan sejenisnya
d.Bahan baku mentah
Bahan baku mentah dalam produksi miniature ini berupa bahan baku yang beredar di pasaran dan masih dalam keadaan murni dan merupakan bahan dasar pembuatan lambung kapal ini. Bahan baku mentah ini yang menjadi bahan utama untuk memasuki proses produksi pada tahap sebelum assembly untuk dilakukan tahap pembentukan kapal miniature selanjutnya. Bahan baku ini berupa material ; pelat, kayu, serat fiber, resin, batang poros dan lain sebagainya. Bahan-bahan ini dapt diperoleh di took material, elektronik, took kimia dan sebagainya
e.Bahan pendukung
Jika semua bahan telah sempurna dan siap untuk produksi, maka butuh bahan pendukung untuk menjembatani terbentuknya proses produksi, bahan-bahan pendukung ini dapat berupa alat bantu seperti gunting, bor, video recorder, unit computer dan lain sebagainya.
A. Bahan baku
Adapun bahan baku yang akan digunakan selama proses produksi berlangsung adalah sebagai berikut :
Triplek
Resin
Katalis
Serat fiber
Alfaglos
Remot control
PCB
Mesin induk
Pelat
Stemplet
Paket Stern tube
Kayu
Lampu led
B. Peralatan pendukung
Peralatan yang dibutuhkan selama proses produksi dari awal hingga repair adalah sebagai berikut :
Gunting kertas dan pelat
Bor
Kuas
Cuter
Peralatan tulis
Penggaris stainless
Pemotong steorofom
Gerinda atau kikir
Gergaji
Video Recorder
1 Unit Komputer Khusus Desain Kapal
Printer
C. Bahan pendukung
Sedangkan bahan pendukung untuk membentuk kapal R-C adalah se bagai berikut :
Steorofom
Accesoris
Lem
Double tip
Lakban
Kertas karbon
Plastic klip
Mika
Ban karet
Oli
Cat mobil
Dempul
Amplas
Antenna tv
Baut
Spizer
Dan lain sebagainya
Proses produksi/operasi
Dalam memanajemen produksi kapal dimana perencanaan produksi kapal yang akan dibangun memerlukan enam hal, yaitu man, machine, method, money, material dan market. Enam hal tersebut akan terus mengalir dalam perusahaan. Aliran dari enam hal diatas akan melangkahi tahap-tahap produksi kapal yang dilihat dari aspek manajemen dan waktu. Dimana tahap-tahap produksi itu berupa; pre factory , production workshop, erection, outfitting, test and trial, dan delivery.
a.Pre factory
Pre factory adalah perancangan dan persiapan gambar kerja, pemeriksaan material, persiapan tenaga kerja dan lain lain. Dalam pembangunan miniature kapal R-C ini yang pertama kali dipersiapkan adalah desain miniature kapal yang akan diproduksi.
o Rencana Garis (Lines Plan)
Rencana Garis (Lines Plan) merupakan salah satu bagian awal dari prancangan kapal secara keseluruhan. Rencana garis juga menentukan bentuk kapal yang tercelup dalam air, sehingga diketahui lebar, panjang dan sarat kapal tersebut. Pembuatan rencana garis dalam pembuatan miniature kapal sangat penting karena dari rencana garis inilah kita dapat mengetahui bentuk kapal yang akan dibangun.
Adapun Cara membuat Lines Plan berdasarkan beberapa tahapan yaitu:
1. Menentukan tipe miniatur kapal yang akan dibuat apakah itu kapal tanker, kapal patroli / perang atau bahkan kapal nelayan.
2. Menentukan ukuran utama kapal yaitu panjang lebar, tinggi kapal (menggambar BL (base line/potongan tegak), WL (water line/potongan horizontal))
3. Mendesain kapal tampak pandangan depan dan belakang (berdasarkan data yang sudah ada)
4. Memproyeksikan dari pandangan depan-belakang ke tampak atas
5. Memproyeksikan dari pendangan depan-belakang dan tampak atas ke tampak samping
o Mould loft
Mould loft adalah proses pembuatan mal atau gambar produksi. Lines plan tersebut dipotong mengikuti potongan / alur yang sudah dibuat dan kemudian potongan tersebut dibuat diatas permukaan kertas yang kaku , dan potongan kertas kaku tersebut dipakai sebagai mal. Mal tersebut digunakan sebagai dasar pembuatan kerangka kapal, dan memudahkan desainer miniatur kapal dalam membuat kerangka kapal jika terdapat pesanan yang desainnya tetap. Dalam pembuatan kerangka kapal disarankan menggunakan papan triplek tipis sehingga memudahkan designer untuk memotong triplek tersebut. Kerangka kapal tidak hanya berfungsi sebagai penguat kapal tetapi juga sebagai pembentuk body kapal sehingga kapal lebih mudah untuk dibentuk. Selain itu, kerangka kapal tersebut juga dipakai untuk melekatkan kulit kapal sehingga melekat di badan kapal. Semakin dekat jarak kerangka kapal semakin membuat desain kapal menjadi lebih detail. Hal itu dikarenakan lekukan yang diberikan semakin halus. Namun, perlu dipertimbangkan juga masalah ekonomis, semakin banyak kerangka semakin banyak biaya yang dikeluarkan.
b. Production workshop
Production workshop atau proses yang terjadi selama di bengkel produksi meliputi fabrikasi, subassembly, assembly dan grandassembly. Proses ini dilakukan setelah dilakukan pencetakan setelah proses mould loft. Setelah objek dicetak dengan desain yang ada, maka penyambungan-penyambungan antar bagian dari mal atau cetakan akan digabung dalam proses ini.
Hasil dari proses assembly setelah dilakukan proses mould loft
c. Erection
Dalam proses ini membutuhkan waktu yang lama dalam pembuatan miniature kapal dengan bahan fiber dibandingkan dengan miniature kapal yang berbahan dasar kayu untuk kapal tradisional. Proses erection ini adalah proses pembentukkan lambung hingga sempurna. Sehingga jika lambung ingin memiliki kualitas yang baik menggunakan fiber, butuh waktu untuk mengeringkannya dengan bantuan cahaya. Dalam proses erection ini terdapat tiga tahap yaitu : pemeriksaan ukuran dan penempelan (match size), pelapisan lambung (layer hull) dan proses penyempurnaan (complete off).Pada proses pelapisan lambung dapat dilakukan pula pembuatan double hull atau double bottom sedangkan pada proses penyempurnaan akan disempurnakan menjadi bentuk lambung yang ideal, indah dan juga kuat selain itu dalam proses ini sudah dilakukan pengecekan stabilitas dan peletakkan mesin utama untuk menuju proses outfitting.
d. Outfitting
Pengerjaan outfitting adalah pengerjaan penyempurnaan dan penyesuaian dengan rencana umum. Proses outfitting ini disesuaikan dengan kestabilitasan kapal, dimana proses ini membutuhkan ketelitian yang sempurna. Dalam proses outfitting kapal model ini dapat dikategorikan berupa : outfitting inner hull, out of hull dan on the deck. Ketika produksi menginjak proses inner hull, maka bagian dalam kapal disempurnakan kelengkapannya seperti kabel, pipa, auxiliary engine interior dan lain sebagainya. Sedangkan out of hull akan dilakukan proses penyempurnaan peralatan system yang ada diluar lambung seperti system tambat, navigasi dan lainnya. Khusus untuk proses outfitting on the deck maka ke indahan serta seni diutamakan disini. Desain interior yang handal akan menarik perhatian banyak orang yang melihatnya. Setelah proses outfitting selesai, maka akan dilakukan finishing outfitting setelah model ini melakukan setrial. Karena dalam proses tersebut akan lebih tampak jelas kestabilan model sehingga perlu adanya quality control di setiap proses dan dilakukan proses ulang sehingga model terkualifikasi untuk akhirnya disertifikasi oleh perusahaan.
e. Seatrial
Setelah semua proses selesai, sebagian proses outfitting akan dilakukan sebelum seatrial, proses seatrial ini adalah proses uji yang dilakukan untuk mengetahui keandalan dasar dari kemampuan model kapal, seperti misalnya besar power output yang dikeluarkan oleh mesin kapal yang akan disesuaikan dengan besar output power (BHP – Brake House Power) pendesainan. Jika ternyata melewati toleransi, maka proses outfitting untuk mesin utama diulang kembali. Selain mengontrol BHP, proses ini juga ditujukkan untuk mengetahui ketahanan dan hambatan model di kondisi air tenang dan berbagai gelombang. Dengan begitu umur mesin, kapal dan ketahanan dapat dijamin berkualitas baik sehingga akan dilakukan sertifikasi oleh perusahaan. Namun bila spektek desain sudah memenuhi dengan spektek model, maka akan dilakukan proses outfitting lebih lanjut seperti pengecetan, penghalusan dan lain sebagainya. Proses seatrial ini memiliki lintasan tersendiri yang berbentuk lintasan lurus untuk mesin melakukan olah gerak maju dan mundur dan memiliki lintasan seperti angka delapan yang bertujuan untuk menguji maneuver kapal dan ketahanan baterai besarta mesin utama maupun mesin bantu.
f. Delivery
Setelah proses sertifikasi selesai dilakukan, maka akan dilanjutkan dengan proses pengepackan dimana building berth sudah dibuat sewaktu proses subassembly kapal. Pada proses delivery ini ada beberapa tahap hingga akhirnya produk menjadi input perusahaan yang baik dari segi nama baik
maupun keuntungan. Tahap – tahap delivery ini di klasifikasikan menjadi tiga tahap yaitu ;
a. Quality control / Assurance procces
b. Packing
c. Data Administration
d. Marketing and promotion or buy to order
e. Administration procces
f. Costumer suggestion
Contoh-contoh miniatur kapal dengan remote control oleh club hydromodelling ITS Surabaya.
Dokumentasi Kompetisi kapal cepat dengan remote control - National Ships Design And Race Competition (NASDARC) yang diadakan tiap tahun di ITS Surabaya
Dalam membuat miniatur kapal R-C memerlukan keahlian dalam mendesain suatu model kapal sehingga diperlukan keahlian khusus di bidang hidromodeling seperti model kapal yang simetris, detail konstruksi, detail peralatan model kapal, sehingga didapatkan model kapal yang tidak hanya bagus dari segi Naval Architecture and Shipbuilding Engineering (Ilmu yang mempelajari rekayasa bangunan kapal) saja tetapi juga punya karakteristik ditinjau dari aspek seni. Dari segi Naval Architecture and Shipbuilding Engineering parameternya diantaranya meneliti bangunan gerakan kapal pada air tenang dan bergelombang. Selain itu, visualisasi kapal pada akhir pembangunan.
Sedangkan dari segi karakteristik seni parameternya adalah seberapa menariknya miniatur kapal tersebut. Dan tipe kapal satu dengan kapal yang lainnya tentu saja mempunyai perbedaan karakteristik seni. Dalam pembahasan ini akan dijelaskan miniatur kapal namun belum lengkap dengan penjelasan pemasangan mesin penggerak (main engine) dan atau mesin pendukungnya (auxiliary engine) bersama remote control yang dapat dioperasikan dengan jarak jauh, dimana penjelasan tersebut akan mengenalkan perkembangan teknologi kapal yang terbaru saat ini akan diterapkan pada konsep pembuatan miniatur kapal R-C sebagai pengantar informasi perkembangan teknologi maritim di dunia yang terus berkembang secara dinamis seperti Thruster, Azipod, Ductile Stern dan lain sebagainya. Penjelasan pemasangan mesin, auxiliary engine akan dibahas lain kali.
Bahan baku pembuatan miniatur kapal sebagai salah satu bidang hydromodelling
Keterkaitan bahan baku tersebut kami kelompakkan menjadi :
a.Bahan baku utama.
Bahan baku utama merupakan bahan bahan baku yang harus terpenuhi untuk menjadi dasar dari pembuatan kapal miniature R-C ini. Dasar dari pembuatan kapal ini yang dikelompokkan dalam bahan baku utama adalah bahan baku penunjang gerakan kapal seperti main engine, PCB beserta remote control, baterai dan sejenisnya. Bahan baku utama ini didapat di toko elektronik pusat di kota-kota besar atau berkoneksi langsung dengan penyedia bahan utama ini pada Negara tetangga yang sudah terjamin mutunya.
b.Bahan baku jadi
Bahan baku jadi merupakan bahan baku yang benar-benar siap pakai untuk menunjang kelengkapan produk ini, bahan baku jadi dapat dikatakan sebagai bahan baku produk dari perusahaan lain seperti mobil mainan kecil sebagai pelengkap hiasan kapal, lampu led sebagai lampu navigasi, kabel, pelampung karet, rantai jangkar dan sebagainya. Perolehan bahan Baku ini bisa didapat di toko elektronik, toko buku, toko mainan, toko assesoris dan sebagainya.
c.Bahan baku setengah jadi
Dari sekian banyak bahan baku yang akan digunakan untuk memproduksi miniature kapal R-C ini, terdapat juga bahan baku setengah jadi yang merupakan bahan baku belum disempurnakan. Bahan baku ini perlu diolah kembali dalam proses assembly dan subassembly dalam pembuatan kapal R-C ini. Bahan baku setengah jadi ini dapat diklasifikasikan sebagai pelengkap bahan baku jadi dan pelengkap bahan baku mentah. Contohnya seperti perekat khusus pada seng, pengelolaan timah, pelat yang perlu disempurnakan bentuknya dan sejenisnya
d.Bahan baku mentah
Bahan baku mentah dalam produksi miniature ini berupa bahan baku yang beredar di pasaran dan masih dalam keadaan murni dan merupakan bahan dasar pembuatan lambung kapal ini. Bahan baku mentah ini yang menjadi bahan utama untuk memasuki proses produksi pada tahap sebelum assembly untuk dilakukan tahap pembentukan kapal miniature selanjutnya. Bahan baku ini berupa material ; pelat, kayu, serat fiber, resin, batang poros dan lain sebagainya. Bahan-bahan ini dapt diperoleh di took material, elektronik, took kimia dan sebagainya
e.Bahan pendukung
Jika semua bahan telah sempurna dan siap untuk produksi, maka butuh bahan pendukung untuk menjembatani terbentuknya proses produksi, bahan-bahan pendukung ini dapat berupa alat bantu seperti gunting, bor, video recorder, unit computer dan lain sebagainya.
A. Bahan baku
Adapun bahan baku yang akan digunakan selama proses produksi berlangsung adalah sebagai berikut :
Triplek
Resin
Katalis
Serat fiber
Alfaglos
Remot control
PCB
Mesin induk
Pelat
Stemplet
Paket Stern tube
Kayu
Lampu led
B. Peralatan pendukung
Peralatan yang dibutuhkan selama proses produksi dari awal hingga repair adalah sebagai berikut :
Gunting kertas dan pelat
Bor
Kuas
Cuter
Peralatan tulis
Penggaris stainless
Pemotong steorofom
Gerinda atau kikir
Gergaji
Video Recorder
1 Unit Komputer Khusus Desain Kapal
Printer
C. Bahan pendukung
Sedangkan bahan pendukung untuk membentuk kapal R-C adalah se bagai berikut :
Steorofom
Accesoris
Lem
Double tip
Lakban
Kertas karbon
Plastic klip
Mika
Ban karet
Oli
Cat mobil
Dempul
Amplas
Antenna tv
Baut
Spizer
Dan lain sebagainya
Proses produksi/operasi
Dalam memanajemen produksi kapal dimana perencanaan produksi kapal yang akan dibangun memerlukan enam hal, yaitu man, machine, method, money, material dan market. Enam hal tersebut akan terus mengalir dalam perusahaan. Aliran dari enam hal diatas akan melangkahi tahap-tahap produksi kapal yang dilihat dari aspek manajemen dan waktu. Dimana tahap-tahap produksi itu berupa; pre factory , production workshop, erection, outfitting, test and trial, dan delivery.
a.Pre factory
Pre factory adalah perancangan dan persiapan gambar kerja, pemeriksaan material, persiapan tenaga kerja dan lain lain. Dalam pembangunan miniature kapal R-C ini yang pertama kali dipersiapkan adalah desain miniature kapal yang akan diproduksi.
o Rencana Garis (Lines Plan)
Rencana Garis (Lines Plan) merupakan salah satu bagian awal dari prancangan kapal secara keseluruhan. Rencana garis juga menentukan bentuk kapal yang tercelup dalam air, sehingga diketahui lebar, panjang dan sarat kapal tersebut. Pembuatan rencana garis dalam pembuatan miniature kapal sangat penting karena dari rencana garis inilah kita dapat mengetahui bentuk kapal yang akan dibangun.
Adapun Cara membuat Lines Plan berdasarkan beberapa tahapan yaitu:
1. Menentukan tipe miniatur kapal yang akan dibuat apakah itu kapal tanker, kapal patroli / perang atau bahkan kapal nelayan.
2. Menentukan ukuran utama kapal yaitu panjang lebar, tinggi kapal (menggambar BL (base line/potongan tegak), WL (water line/potongan horizontal))
3. Mendesain kapal tampak pandangan depan dan belakang (berdasarkan data yang sudah ada)
4. Memproyeksikan dari pandangan depan-belakang ke tampak atas
5. Memproyeksikan dari pendangan depan-belakang dan tampak atas ke tampak samping
o Mould loft
Mould loft adalah proses pembuatan mal atau gambar produksi. Lines plan tersebut dipotong mengikuti potongan / alur yang sudah dibuat dan kemudian potongan tersebut dibuat diatas permukaan kertas yang kaku , dan potongan kertas kaku tersebut dipakai sebagai mal. Mal tersebut digunakan sebagai dasar pembuatan kerangka kapal, dan memudahkan desainer miniatur kapal dalam membuat kerangka kapal jika terdapat pesanan yang desainnya tetap. Dalam pembuatan kerangka kapal disarankan menggunakan papan triplek tipis sehingga memudahkan designer untuk memotong triplek tersebut. Kerangka kapal tidak hanya berfungsi sebagai penguat kapal tetapi juga sebagai pembentuk body kapal sehingga kapal lebih mudah untuk dibentuk. Selain itu, kerangka kapal tersebut juga dipakai untuk melekatkan kulit kapal sehingga melekat di badan kapal. Semakin dekat jarak kerangka kapal semakin membuat desain kapal menjadi lebih detail. Hal itu dikarenakan lekukan yang diberikan semakin halus. Namun, perlu dipertimbangkan juga masalah ekonomis, semakin banyak kerangka semakin banyak biaya yang dikeluarkan.
b. Production workshop
Production workshop atau proses yang terjadi selama di bengkel produksi meliputi fabrikasi, subassembly, assembly dan grandassembly. Proses ini dilakukan setelah dilakukan pencetakan setelah proses mould loft. Setelah objek dicetak dengan desain yang ada, maka penyambungan-penyambungan antar bagian dari mal atau cetakan akan digabung dalam proses ini.
Hasil dari proses assembly setelah dilakukan proses mould loft
c. Erection
Dalam proses ini membutuhkan waktu yang lama dalam pembuatan miniature kapal dengan bahan fiber dibandingkan dengan miniature kapal yang berbahan dasar kayu untuk kapal tradisional. Proses erection ini adalah proses pembentukkan lambung hingga sempurna. Sehingga jika lambung ingin memiliki kualitas yang baik menggunakan fiber, butuh waktu untuk mengeringkannya dengan bantuan cahaya. Dalam proses erection ini terdapat tiga tahap yaitu : pemeriksaan ukuran dan penempelan (match size), pelapisan lambung (layer hull) dan proses penyempurnaan (complete off).Pada proses pelapisan lambung dapat dilakukan pula pembuatan double hull atau double bottom sedangkan pada proses penyempurnaan akan disempurnakan menjadi bentuk lambung yang ideal, indah dan juga kuat selain itu dalam proses ini sudah dilakukan pengecekan stabilitas dan peletakkan mesin utama untuk menuju proses outfitting.
d. Outfitting
Pengerjaan outfitting adalah pengerjaan penyempurnaan dan penyesuaian dengan rencana umum. Proses outfitting ini disesuaikan dengan kestabilitasan kapal, dimana proses ini membutuhkan ketelitian yang sempurna. Dalam proses outfitting kapal model ini dapat dikategorikan berupa : outfitting inner hull, out of hull dan on the deck. Ketika produksi menginjak proses inner hull, maka bagian dalam kapal disempurnakan kelengkapannya seperti kabel, pipa, auxiliary engine interior dan lain sebagainya. Sedangkan out of hull akan dilakukan proses penyempurnaan peralatan system yang ada diluar lambung seperti system tambat, navigasi dan lainnya. Khusus untuk proses outfitting on the deck maka ke indahan serta seni diutamakan disini. Desain interior yang handal akan menarik perhatian banyak orang yang melihatnya. Setelah proses outfitting selesai, maka akan dilakukan finishing outfitting setelah model ini melakukan setrial. Karena dalam proses tersebut akan lebih tampak jelas kestabilan model sehingga perlu adanya quality control di setiap proses dan dilakukan proses ulang sehingga model terkualifikasi untuk akhirnya disertifikasi oleh perusahaan.
e. Seatrial
Setelah semua proses selesai, sebagian proses outfitting akan dilakukan sebelum seatrial, proses seatrial ini adalah proses uji yang dilakukan untuk mengetahui keandalan dasar dari kemampuan model kapal, seperti misalnya besar power output yang dikeluarkan oleh mesin kapal yang akan disesuaikan dengan besar output power (BHP – Brake House Power) pendesainan. Jika ternyata melewati toleransi, maka proses outfitting untuk mesin utama diulang kembali. Selain mengontrol BHP, proses ini juga ditujukkan untuk mengetahui ketahanan dan hambatan model di kondisi air tenang dan berbagai gelombang. Dengan begitu umur mesin, kapal dan ketahanan dapat dijamin berkualitas baik sehingga akan dilakukan sertifikasi oleh perusahaan. Namun bila spektek desain sudah memenuhi dengan spektek model, maka akan dilakukan proses outfitting lebih lanjut seperti pengecetan, penghalusan dan lain sebagainya. Proses seatrial ini memiliki lintasan tersendiri yang berbentuk lintasan lurus untuk mesin melakukan olah gerak maju dan mundur dan memiliki lintasan seperti angka delapan yang bertujuan untuk menguji maneuver kapal dan ketahanan baterai besarta mesin utama maupun mesin bantu.
f. Delivery
Setelah proses sertifikasi selesai dilakukan, maka akan dilanjutkan dengan proses pengepackan dimana building berth sudah dibuat sewaktu proses subassembly kapal. Pada proses delivery ini ada beberapa tahap hingga akhirnya produk menjadi input perusahaan yang baik dari segi nama baik
maupun keuntungan. Tahap – tahap delivery ini di klasifikasikan menjadi tiga tahap yaitu ;
a. Quality control / Assurance procces
b. Packing
c. Data Administration
d. Marketing and promotion or buy to order
e. Administration procces
f. Costumer suggestion
Contoh-contoh miniatur kapal dengan remote control oleh club hydromodelling ITS Surabaya.
Dokumentasi Kompetisi kapal cepat dengan remote control - National Ships Design And Race Competition (NASDARC) yang diadakan tiap tahun di ITS Surabaya
inspiratif..
BalasHapuskira2 kalo untuk diproduksi dan untuk dipakai hobby hydromodelling bisa gk ya mas?
tks
Ada cara pembuatan sama bahan2nya yang mudah gak? Tapi bagus
BalasHapus
BalasHapusmau main taruhan bola online, aman dan terpercaya. agent sbo ibc maxbet resmi. dengan promo bonus member baru dafftar segera di https://goo.gl/OQKZcJ
Whatsapp : +84986764303
BBM : 7AABD79C
WeChat : fifagol
LINE : fifagol
Bank Support : BCA, MANDIRI, BNI, BRI
atau mau liat gambar sexy abg https://goo.gl/8QSaFv atau tante sexy https://goo.gl/Hm3qfT berita bola pun ada https://goo.gl/ltFSUY yuk berkunjung
Prediksi bola dan berita
Abg Sexy Pamer toket
Jablay pamer meki
Agen terpercaya MAXBET
Agen resmi terpercaya SBO*BET
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusGol Fita...iklannya salah kamar bro.
BalasHapus